IN ANOTHER LIFE
Suatu binar kebahagian tampak
terpancar beserta auranya di sebuah hall tempat sebuah pernikahan emas
dilangsungkan. Binar kebahagian tampak terpancar dari wajah – wajah muda
ataupun wajah yang telah termakan usia.
Tak
perlu disangkali lagi bahwa pemilik acara megah ini adalah seorang wanita
berambut putih dan seorang pria berambut putih yang sedang menggenggam tangan
sang wanita. Pasangan yang tak lagi muda itu bahkan di usia pernikahan mereka
yang ke-50 masih tampak seperti pengantin baru. Pasangan tua itu tampak
antusias menyambut tamu – tamu mereka bahkan kerap kali melemparkan candaan
dengan pasangan muda lainnya.
Angin
malam yang dingin menembus tulang yang rapuh membawa sejuta kesepian dilangit
gelap dipenuhi bintang itu, namun ternyata tak mampu meleburkan suatu
kebahagian di pesta itu
Sebuah
gaun putih berpadu dengan emas yang mengkilap tampak membalut tubuh indah
delingkupi dengan aura yang agak aneh. Wanita bergaun putih itu tampak memasuki
sebuah hall tempat acara pernikahan emas itu. Langkah wanita itu begitu statis
tanpa melihat bagaimana tatapan – tatapan kagum bahkan aneh yang tertuju
padanya. Mata hitamnya hanya terfokus pada satu titik, sebuah titik kebahagian
dimana pasangan berumur itu tampak tersenyum satu sama lain. Rasa dihatinya kembali
mendidih seperti ingin meledak. Tapi apadayanya, ia hanya bisa memandang benci
kepada pasangan itu.
***
Sang
wanita tua itu seakan merasa ada yang menatapnya. Ia mencari – cari tatapan itu
dan ia sadar bahwa tatapan itu berasal dari sang wanita muda yang terlihat
begitu cantik dalam balutan gaun putih emasnya. Ia tersenyum pada wanita muda
itu, mungkin saja dia adalah anak dari temannya. Tapi tak ada seulas senyum
yang diberikan gadis itu padanya hanya tatapan kosong dan er. . . benci ? disertai wajah pucat. “Aneh,“
Gumam wanita tua
itu.
Sang pria tua yang menggenggamnya
berbalik menatapnya khwatir. “Kenapa sayang ? Kau berkata apa tadi ?”
Lalu wanita tua itu kembali
mengedarkan pandangannya kepada wanita muda itu. Sang pria pun tampak mengikuti
arah pandang istrinya. Mata wanita muda itu hanya menatap mereka. Tatapan yang
sama dan masih kosong.
Sang pria tua itupun kembali
memandangi istrinya dan membisikkan beberapa kata kepada sang wanita tua agar
tak perlu khawatir
dengan wanita itu. Mungkin saja tatapannya itu bukan untuk mereka. Mungkin saja. Sang wanita tua itupun
menghembuskan nafas yang terasa berat baginya dan mencoba kembali tersenyum.
Namun baru beberapa menit sang
wanita tua itu merasa lega karena bisikan – bisikan menenangkan sang suami
disampingnya.Ia kembali merasa aura aneh melingkupinya. Sang gadis muda yang
menatapnya aneh terlihat melangkah mendekati mereka. Gaun putih indahnya
terlihat menutupi lantai keramik sehingga kaki wanita muda itu tak terlihat
melangkah. Wanita muda itu semakin mendekat kearahnya.
Langkah wanita muda itu berhenti
tepat dihadapan pasangan yang telah berumur itu. Tangannya terulur dan
menyalami sang istri. Hawa dingin tiba – tiba mengalir ke tangan wanita tua itu
ketika bersentuhan dengan jemari pucat sang wanita muda. Senyum aneh tampak
terulas dibibir wanita muda itu. Sang wanita muda pun mengulurkan kembali
tangannya kepada sang pria tua dengan goresan – goresan keriput pada raut
wajahnya. Sang pria tua itu menatap mata indah dihadapannya. Mata itu seolah –
olah begitu kenal dengan dirinya. “Di kehidupan selanjutnya, aku tidak akan
melepas-Mu. Seperti janjimu,” Gumam
wanita muda itu tepat disamping telinga sang pria tua. Gadis muda itu tersenyum.
Aneh , senyum yang menyiratkan kesedihan ?
Gadis itu pun berlalu
meninggalkan hall menyisakan tanda tanya besar di kepala sang pria tua. Pria
tua itu berpikir keras mengenai wanita itu. Ia tampaknya familiar dengan senyum
itu.
***
Flashback
Ruangan
putih yang diselimuti kesedihan menampakkan seorang gadis berambut hitam yang
terbujur kaku tak sadarkan diri. Ia bagaikan tubuh tanpa jiwa yang hidup hanya
karena berbagai alat yang menopang hidupnya. Jika bukan karena alat elektrokardiograf
yang masih menampakkan denyut jantung gadis itu, tak ada yang tahu bahwa ia
masih hidup.
Genggaman
erat disertai tangisan pilu terus saja menemani tidur lelap sang gadis. Tak
henti – hentinya suara berat itu terdengar mendengungkan kata yang sama setiap
detiknya.
“Aku
mencintaimu,” ucap lelaki yang menggengam tangan gadis itu. Ia menghela nafas
lagi tampak menghembuskan beban berat.
“Kalau
begitu pergilah. Aku berjanji, Di
kehidupan selanjutnya aku tidak akan melepasmu,” Lelaki itu menghapus air
mata yang lolos dari pelupuk matanya. Sang pria itu membelai lembut wajah sang
wanita. Ia terkejut mendapati seulas senyum terpatri pada bibir wanita itu.
Senyum yang menyedihkan.
Tiba – tiba saja alat elektrokardiograf
disamping gadis itu berbunyi keras lalu menampakkan garis lurus.
Orang
– orang berbaju putih bergegas masuk dan menghentak pria itu keluar dari ruang
itu.
“Aku
mencintaimu,” ucap pria itu sedih sambil menatap nanar tubuh yang tak lagi
bernyawa itu.
In another life
I
would make you stay
So
I don’t have to say
You
were the one that got away
The
one that got away -Katy Perry-
-Selesai-
Ditulis
: Rabu, 1 Juli 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar