Semilir Angin Bawa Rasa itu Kembali
Hilang semua janji
Semua mimpi – mimpi indah
Hancur hati ini
Melihat semua ini
“Kita putus”ucap Arion kepada Elin seakan ia
tengah melepaskan beban berat. Sedang Elin yang duduk di hadapannya tengah
berlinang air mata diiringi isakan kecil. Arion sendiri kesal dengan tangisan
Elin sehingga ia segera saja keluar dari Café setelah masalahnya dan Elin
berakhir.
Kilasan
peristiwa setahun yang lalu kembali membayangi hari – hari Arion. Mengingatkannya
betapa brengseknya ia meninggalkan Elin yang selalu ada untuknya. Bahkan ia
memilih Ria yang belakangan ia sadari hanya ingin mempermainkan dan
menggerogoti hartanya. Ia marah pada dirinya sendiri karena hati nuraninya
telah dibutakan oleh fisik tanpa tahu ada ketulusan yang menunggunya. Arion
merasa bodoh tak pernah sadar bahwa Elin berhasil membuatnya jatuh cinta tapi
dengan idiotnya ia merasa itu bukan cinta. Dan setelah semuanya benar – benar
berakhir barulah Arion sadar bahwa rasa cintanya telah datang – terlambat -.
Lenyap telah lenyap
Kebahagian di hati
Ku hanya bisa
Menangisi semua ini
Hancur hati ini melihat kau telah pergi
Undangan putih
bernuansa suci nan anggun itu kini semakin menyesakkan hati Arion. Membuatnya
sekali lagi menyesali perbuatannya. Menghantarnya kepada penyesalan bahwa
seseorang yang selalu ada untuknya kini mencari hati yang bersedia
melabuhkannya.
Awalnya Arion
masih berpikir positif bahwa masih ada kesempatan hati Elin untuknya. Mungkin
ia bisa menukar tempat dan menjadi seperti Elin yang selalu ada untuknya. Tapi
undangan itu menghempaskan Arion ke jurang terdalam sekaligus menutup pintu
semua cela yang ada. Jika Arion gila dan benar – benar brengsek tentu saja ia
akan menggagalkan pernikahan itu dengan segala cara. Mungkin dengan menculik
Elin. Namun kali ini Arion tak lagi ingin menjadi brengsek cukup dulu, cukup
saat ia menghancurkan hati itu.
Langit menjadi gelap berkelabu
Menyelimuti hatiku
Mengubah seluruh hidupku
Mengapa semua jadi begini
Perpisahan yang terjadi
Di antara kita berdua
Walaupun hati
Arion merasa berat namun mungkin saja hatinya benar – benar akan merelakan Elin
ketika ia telah melihat wanita itu tengah bersanding bahagia dengan prianya. Tapi
sanggupkah Ia melepas Elin untuk bahagia sedang hatinya hancur ? Apakah ini
benar arti cinta sejati ? Karena dulunya Arion selalu berprinsip bahwa cinta
itu harus memiliki dan hanya seorang pecundanglah yang mengatakan bahwa cinta
itu berarti merelakan orang yang dicintai untuk berbahagia walau bersama yang
lain. Dan kini ia merasa bahwa ia benar – benar pecundang.
Langkah Arion
semakin berat ketika ia memasuki sebuah hall tempat resepsi pernikahan itu di
laksanakan. Nuansa ungu lembut dipadukan emas
menghiasi segala penjuru, mengingatkannya kembali akan pernikahan impian
Elin yang tak pernah ia indahkan. Pandangannya kini beralih kepada kedua
pasangan yang benar – benar dilumuri kebahagian meninggalkan Arion meradang.
Setelah
memastikan bahwa Elin benar – benar telah bahagia bersama suaminya, Arion
segera berbalik meninggalkan pesta itu tanpa niat menyalami kedua mempelai. Arion
takut ketika ia menyalami Elin malah keinginan untuk menculik Elin semakin
besar. Ia takut jika nanti dirinya malah menghancurkan pesta itu dengan
kegilaannya.
Arion kini
melajukan mobilnya tanpa tahu arah. Ia masih berharap bahwa keajaiban akan
kembali membawanya kepada Elin. Karena ia benar sadar, bahwa hatinya yang keras
ini tak akan pernah menerima sugesti untuk merelakan Elin. Hatinya yang
primitif malah semakin ingin merebut Elin.
Arion kesal
mengapa logika dan hatinya tak mau bekerjasama. Hatinya dengan pasti masih berharap bahwa semilir
angin akan membawa rasa itu kembali. Namun logikanya sadar bahwa semilir angin
tak bisa membawa rasa itu kembali. Karena angin itu bebas dan ia pula telah
menerbangkan jauh rasa itu.
Ku akan menanti sebuah keajaiban
Yang membuat kita bisa bersama kembali
-Selesai-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar